Senin, 26 Januari 2009

MENEMUKAN IDE YANG TIADA HABIS

By: Zakyzahra

ã APA SIH IDE ITU

Ide itu ibarat titik api yang akan membuat api itu menyala lalu berkobar dan membara. Tidak akan ada api tanpa titik api. Juga gak akan ada bara tanpa api.
So……… titik api itu harus ada. Ide itu asal dari segala produk kreatif, termasuk tulisan.


ã DARI MANA IDE BISA DITEMUKAN

Bukan berlebihan klo dikatakan ide itu bisa berasal dari mana saja. Dari sesuatu yang bersifat alami, ngalir, tanpa paksaan, sampai ide yang ngawur. Emang ada ide yang ngawur? Maksudnya sih, ide itu berasal dari satu atau beberapa kata yang acak. Lalu dari kata-kata yang acak itu, dipaksa qt untuk menuliskan tulisan dalam bentuk apapun yang menghubungkan kata-kata tersebut.

Ide bisa berasal dari buku ato media cetak yang qt baca, klo qt senang online, maka bacaan qt juga akan lebih kaya. Bisa juga dari film, tayangan telivisi, lagu, diskusi, obrolan-obrolan ringan, pengalaman keseharian, pengalaman orang lain, dan pasti masih banyak sumber-sumber ide yang lain.

Yang gak kalah menariknya adalah ide yang berasal dari besarnya rasa ingin tahu yang membuat qt mengajukan banyak pertanyaan dan mencari jawaban-jawabannya. Pada awalnya, jangan pedulikan, apakah hal qt pertanyakan itu sudah umum ato yang unik (wah, klo ketemu yang unik emang jauh lebih bagus). Coba aja qt buat beberapa pertanyaan dari hal-hal yang memang ingin qt ketahui jawabannya dengan mendalam.

Misalnya nih, seperti: [1] Ngapain anak-anak kok cenderung pingin menentang orang tua? [2] Ngapain sih kekerasan sering jadi alternative nyelesaiin masalah, emang gak ada cara laen? [3] Ngapain cowok sekarang menyukai motor model feminine, hehehe ?

Lho, ternyata pasti banyak hal-hal yang ingin qt ketahui, namun qt sendiri yang akan memberikan jawaban. Jawabannya tentu dalam bentuk tulisan.

Ini lagi, ide terkadang datang saat qt berada dimana saja. Di kamar, ruang tamu, dapur, e…… malah saat di toilet alias WC (maaf J), di sekolah, kantin, pasar, jalan, rumah temen, alun-alun, masjid, kuburan (wuiiiiiiiih…… maksud pas ikut nganterin jenazah, bukan kayak orang yang nyari nomor buntut, amit-amit), dan dimana aja dech. Qt harus sudah antisipasi ini.


ã BANK IDE

Ide yang datang kapan saja dan dimana saja, menuntut qt mesti siaga, jangan sampe ide itu melayang begitu saja. Ibarat coin seratus rupiah, gak ada salahnya klo qt masukkan ke kencleng tabungan. Artinya, tabung aja smua ide dalam buku tabungan ide, sehingga qt punya bank ide.

Gimana cara qt menyiapkan diri agar siaga. Qt mesti sadar klo daya ingat qt terbatas. Moody juga sangat mempengaruhi qt dalam menemukan ide-ide segar dan kreatif. So, siapkanlah tabungan itu dimana saja dan kapan saja, sehingga qt bisa memasukkannya ketika qt menemukannya. Yaitu dengan cara mencatat setiap ide yang muncul.

Siapin selalu buku mungil or kertas dengan pulpennya J. Jangan sampe qt ke-pede-an bakal bisa mengingat ide-ide yang bermunculan tanpa mencatatnya. Bisa dipastiin, ilang tanpa bekas. Klo toh ada yang bisa qt ingat, itu paling hanya sedikit dan tidak seindah saat ide itu muncul.

Tapi qt mesti punya buku Bank Ide tersendiri, tidak terpencar-pencar, sehingga mudah klo qt mo liat kembali, ngembangin ide-ide yang sudah-sudah. Gak beda, klo punya kompi, buat aja folder khusus ato terserah gimana qt mo ngelolanya. Yang penting qt punya Bank Ide sebagai data base idea.


ã BAGAIMANA MEMPERLAKUKAN IDE


Nah ini dia, seringkali qt membiarkan ide itu abadi di Bank Ide. Maksudnya ide tetap menjadi ide. Qt tidak berusaha untuk mengembangkannya menjadi tulisan. Qt sering menganggap sudah merasa kaya dan cukup dengan memiliki Bank Ide.

Ato mungkin qt sudah melangkah menuliskan synopsis yang merupakan pengembangan dari ide-ide kita. Tapi begitu juga, synopsis ini tidak terus qt kembangkan menjadi tulisan, berhenti di synopsis.

Artinya, jangan pernah qt berhenti di ide ato di synopsis. Terus dan qt memang harus terus menyelesaikannya menjadi tulisan. Siapa yang bakal tahu, kalo saat kita menulis, juga sangat mungkin untuk nemuin ide-ide baru. Karna itu…… jangan sampai pernah berhenti.

Oya, dalam mengembangkan ide tulisan, cobalah untuk menemukan ide-ide yang unik dan kontradiktif, yang tidak biasa akan menjadi suatu hal yang menarik. Skaligus, ide yang unik memperluas kemungkinan menjadikan ide itu orisinal, asli dari qt.


ã DAPATKAN IDE YANG ORISINIL

Setelah qt punya Bank Ide, apa yang harus qt lakukan?

1. Untuk pertama kali, buat aja tulisan-tulisan pendek dengan ide-ide itu.
2. Klo memang ada yang potensi untuk dikembangkan menjadi tulisan yang panjang dan lebih berbobot, berilah tanda pada ide-ide itu (terlepas apakah ide itu udah dijadikan tulisan singkat ato semi panjang J).
3. Nah, kayaknya gak ada salahnya mulai bekerja agak srius nih, yaitu untuk mendapatkan jawaban,”Orisinilkah ide kita?” ato “Seberapa banyak penulis yang telah menuliskan ide-ide seperti kita?”.
4. Caranya, qt harus punya data base tulisan yang sudah sering dituliskan, entah itu yang ditulis lepas di media (cetak, online) atau berupa buku. Emang paling gampang klo qt sering online, karena sebagian besar bisa didapatkan melalui browsing dengan menggunakan kata kunci ide-ide kita.
5. Nah loh, gimana klo ternyata sudah banyak yang nulis dengan tema ato ide yang sama dengan kita?
Aduh, jangan cepet putus asa deh, karena qt masih punya peluang untuk menuliskan tapi dari sudut pandang yang berbeda. Misalnya, melalui pendekatan pengalaman qt sehari-hari. Cari yang unik dan special, yang kemungkinan tidak atau masih jarang disentuh oleh penulis lain.
6.


ã MENGEMBANGKAN IDE TERUS dan TERUUUUUUUUUS

Mengembangkan ide bisa berarti mengembangkan ide menjadi tulisan, bisa juga berarti mengembangkan ide menjadi beberapa ide dimana masing-masing ide bisa melahirkan tulisan-tulisan. Untuk bisa mengembangkan ide, kembali lagi qt harus selalu mau berusaha untuk memulai menulis. Mulai saja untuk menulis, apa pun hasilnya nanti. Karena untuk menghasilkan tulisan, sebenarnya qt juga memerlukan aliran ide yang tidak berhenti.

Tentu berbeda yang dimaksud ide sebagai induk tulisan ato tema tulisan, dengan ide yang diperlukan saat menyelesaikan menjadi satu tulisan. Saat qt nulis, sebaiknya tidak terpaku pada banyak aturan, batasan, serta keinginan untuk menghasilkan tulisan yang sempurna. Karena, smua itu justru akan menjadi kerikil penghambat mengalirnya ide-ide sepanjang menulis. Ide yang dimaksud disini adalah ide dalam penggunaan kosa kata dan kelengkapan penulisan kalimat, lalu mengolahnya, menimbangnya dengan akal, rasa serta perangkat lainnya.

Percaya ato tidak, ketika qt sedang menulis, terkadang qt menemukan ide baru yang bisa dikembangkan menjadi satu tulisan baru. Ini lah yang dimaksud Suronokarti sebagai ide yang beranak pinak. Pada saat itu, perlakukan ide baru sebagaimana kita memperlakukan ide-ide yang lain, yaitu dengan memasukkannya ke Bank Ide. Kalau memang qt sudah mendapatkan gambaran singkat (synopsis) tentang apa yang akan kita tuliskan untuk mengembangkan ide tersebut, segeralah tuliskan.

Intinya, jangan membiarkan smua itu terbuang percuma. Menunda, berarti membiarkan kelemahan daya ingat qt menguburkan ide itu di alam antah berantah.



ã BAHAN BACAAN

1 Arul Khan, 9 Kesalahan Penulis (Pemula), Blog Kang Arul, 28 Februari 2008.
1 Arnab, Ide Penulisan Dapat Berasal dari 3 Kata, Arya’s Site, 24 November 2008.
1 Suronokarti, Membuat Satu Artikel Beranak Pinak, Situs Penulis Lepas, 4 Mei 2008.
1 Lilis Nihwan Samuranje, Gagal Menjadi Penulis Sukses, Kenapa?, Situs Penulis Sukses.
1 Abu al Ghifary, Problematika Penulis Pemula (1), Kesulitan Mendapatkan Ide, Situs Penulis Sukses.
1 Suronokarti, Ranjau Menjadi Penulis Sekses (1), Situs PenulisLepas.com.



Kamis, 01 Januari 2009
Sabtu, 03 Januari 2009
Senin, 26 Januari 2009

KOPDAR KEDUA: AIR BAH PENULISAN

Alhamdulillah, kopdar (kopi darat) hari ini jauh lebih seru dibanding yang pertama. Maklum, waktu itu [pas Tahun Baru Hijriah] yang datang cuma Anis. Lha hari ini selain Anis, ada Jaenal, Uswah, Indra dan Ijun.

Beginilah klo ketemu. Awalnya sudah diagendakan mo membicarakan tentang ide dan seluk beluknya. Ternyata kesempatan ketemua seperti ini menjadi kesempatan untuk belajar sebanyak mungkin. Pasti segala uneg-uneg sudah siap meledak saat seperti….. hehehe

Sekedar menunggu waktu, aku berkisah tentang sedikit perjalanan merintis klub ini [mungkin kapan-kapan aku harus menulisnya juga ya, tapi…… khawatir aja dinilai “pamer”, hehehe, emangnya apa yang dipamerin yo]. Setelah Indra datang, lalu berbicara tentang proses pengiriman naskah baik ke media cetak maupun penerbit, hal-hal yang sebaiknya kita perhatikan dalam pengiriman naskah.

Setelah ngobrol panjang lebar, Indra membagikan beberapa tulisan untuk dikomentari teman-teman. Demikian juga sebaliknya, aku juga berharap Indra dan Jaenal mengomentari tulisan “INTEGRITAS”ku. Perlu ketenangan ya untuk bisa menimbang tulisan seseorang.

Diskusi masih terus berkembang. Kita juga membicarakan tentang antologi, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan cerpen, mengatasi ide yang mandeg, sampai beberepa peluang kompetisi penulisan yang terdokumentasi oleh klub. Wuuuuuuuuiiiiiii…… pokoknya nyebaaaaar dan deras, persis air bah yang sulit dibendung.


Senin, 26/01/2009 16:09:23

Memahami Genre Buku Cerita Anak

oleh: Ciptanti Putri

SEBAGAI orang dewasa dan pendidik anak pada khususnya, kita sering bingung memilihkan (atau menyiapkan) buku cerita yang tepat bagi anak-anak. Anda mungkin pernah melihat tiga buku cerita bergambar yang masing-masing sulit dibedakan; diperuntukkan untuk usia berapa buku cerita bergambar itu. Bahkan mungkin setelah serta-merta membaca ketiganya, Anda mendapat tiga definisi yang berbeda tentang “buku cerita bergambar”. Konon, hal itu tidak hanya terjadi di negara­-negara maju yang buku cerita anaknya amat kaya dan beragam, tetapi juga di dunia buku cerita anak Indonesia yang masih “sepi pilihan”. Mengapa demikian? Jawaban yang paling bijaksana karena belum ada batasan rill yang jelas dalam membagi genre buku-buku cerita anak.

Bila Anda bergelut dalam penciptaan karya-karya bermedium buku dengan target pembaca anak-­anak, hal ini sudah tentu menjadi kendala tersendiri dalam berkreasi.

Lebih luas lagi, kesalahan pemilihan buku dapat berdampak negatif pada minat anak untuk membaca dan upaya penanaman budaya cinta buku secara umum. Dengan demikian, pemahaman yang benar dan mendalam terhadap genre buku cerita bergambar merupakan suatu pengetahuan yang selayaknya diketahui masyarakat luas.

Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi informasi tentang genre dan ciri-ciri definitif dari buku cerita anak. Meskipun diilhami dari literatur asing dengan sampel buku-buku anak di Amerika, tapi tak menjadi hambatan untuk dapat menyesuaikannya dengan kondisi di Tanah Air. Namun sebelumnya, kita samakan terlebih dahulu pemahaman kita tentang definisi buku cerita (bergambar) anak secara umum, yakni sebagai “sebuah bentuk buku yang ilustrasinya berperan penting dalam keseluruhan alur cerita”. Bersandar pada pegangan tersebut, dapat dibedakan beberapa genre buku cerita bergambar.

Baby books. Untuk bayi dan batita (bawah tiga tahun). Kebanyakan materinya berupa pantun dan nyanyian sederhana (lullabies and nursery rhymes), permainan dengan jari, atau sekadar ilustrasi cerita tanpa kata-kata sama sekali (sepenuhnya mengandalkan ilustrasi serta kreativitas orang tua dan anak untuk berimajinasi). Panjang cerita dan formatnya beragam, disesuaikan dengan isi materi. Buku-buku untuk batita biasanya berupa cerita sederhana berisi kurang dari 300 kata. Ceritanya terkait erat dengan keseharian anak, atau bermuatan edukatif tentang pengenalan warna, angka, bentuk, dll. Jumlah halaman sekitar 12 dan banyak yang berbentuk board books (buku yang kertasnya sangat tebal, seperti karton), pop-ups (buku yang halamannya berbentuk tiga dimensi), lift-the flaps atau buku-buku khusus (buku-buku yang dapat bersuara, memiliki format unik atau dengan tekstur tertentu). Sepengetahuan saya, belum ada penerbit Indonesia yang menggarap serius buku anak genre ini, tapi anda dapat melihat contohnya pada produk-produk yang didistribusikan oleh PT Tiga Raksa.

Picture books. Pada umumnya berbentuk buku setebal 32 halaman untuk anak usia 4-8 tahun. Naskahnya bisa mencapai 1500 kata, namun rata-rata 1000 kata saja. Plotnya masih sederhana, dengan satu karakter utama yang seutuhnya menjadi pusat perhatian dan menjadi alat penyentuh emosi dan pola pikir anak. Ilustrasi memainkan peran yang sama besar dengan teks dalam penyampaian cerita. Buku anak pada genre ini bisa menggunakan lebih dari 1500 kata, biasanya sebagai persiapan bagi pembaca yang memasuki masa-masa puncak di spektrum usianya. Buku genre ini sudah membicarakan topik serta menggunakan gaya penulisan yang luas dan beragam. Cerita non-fiksi dalam format ini dapat menjangkau sampai usia 10 tahun, dengan tebal sampai 48 halaman, dan berisi hingga 2000 kata dalam teksnya.

Early picture books. Sebentuk dengan picture books, namun dilengkapi sedemikian rupa untuk usia-usia akhir di batas 4 hingga 8 tahun. Ceritanya sederhana dan berisi kurang dari 1000 kata. Banyak genre ini yang dicetak ulang dalam format board book untuk melebarkan jangkauan pembacanya. The Very Hungry Caterpillar (Philomel Publishing) karya Eric Carle salah satu contohnya.

Easy readers. Juga dikenal dengan sebutan easy-to-read, buku-buku genre ini biasanya untuk anak-anak yang baru mulai membaca sendiri (usia 6-8 tahun). Masih tetap ada ilustrasi berwarna di setiap halamannya, tetapi dengan format yang lebih “dewasa”: ukuran trim per halaman bukunya lebih kecil dan ceritanya dibagi dalam bab-bab pendek. Tebal buku biasanya 32-64 halaman dan panjang teksnya beragam antara 200-1500 kata, atau paling banyak 2000 kata. Cerita disampaikan dalam bentuk aksi dan percakapan interaktif, menggunakan kalimat-kalimat sederhana (satu gagasan per kalimat). Biasanya ada 2-5 kalimat di tiap halaman. Seri I Can Read yang diterbitkan Harper Trophy merupakan contoh terbaik buku genre ini.

Transition books. Kadang disebut juga sebagai “chapter books tahap awal”, untuk anak usia 6-9 tahun. Merupakan jembatan penghubung antara genre easy readers dan chapter books. Gaya penulisannya persis seperti easy readers, namun lebih panjang (naskah biasanya sebanyak 30 halaman, dipecah menjadi 2-3 halaman per bab), ukuran trim per halamannya lebih kecil lagi, serta dilengkapi dengan ilustrasi hitam-putih di beberapa halaman. Serial The Kids of the Polk Street School karya Patricia Reilly Giff (Dell Young Yearling Publishing) dan seri Stepping Stone Books yang diterbitkan Random House masuk dalam kelompok genre ini.

Chapter books. Untuk usia 7-10 tahun. Terdiri dari naskah setebal 45-60 halaman dibagi dalam tiga hingga empat halaman per bab. Kisahnya lebih padat dibanding genre transition books, walaupun tetap memakai banyak ramuan aksi petualangan. Kalimat-kalimatnya mulai sedikit kompleks, tapi paragraf yang dipakai pendek (rata-rata 2-4 kalimat). Tipikal dari genre ini adalah cerita di akhir setiap bab dibuat menggantung di tengah-tengah sebuah kejadian agar pembaca penasaran dan terstimulasi untuk terus membuka bab-bab selanjutnya. Serial Herbie Jones karangan Suzy Kline (Puffin Publishing) dan Ramona karya Beverly Clearly (Morrow Publishing) dikatakan masuk dalam genre buku anak ini.

Middle grade. Untuk usia 8-12 tahun, merupakan usia emas anak dalam membaca. Naskahnya lebih panjang (100-150 halaman), ceritanya mulai kompleks (bagian-bagian sub-plot menampilkan banyak karakter tambahan yang berperan penting dalam jalinan cerita), dan tema-temanya cukup modern. Anak-anak di usia ini mulai tertarik dan mengidolakan karakter dalam cerita. Hal ini menjelaskan keberhasilan beberapa seri petualangan yang terdiri dari 20 atau lebih buku dengan tokoh yang sama. Kelompok fiksinya beragam mulai dari fiksi kontemporer, sejarah, hingga science-fiction atau petualangan fantasi. Sementara yang masuk kelompok non-fiksi antara lain biografi, iptek, dan topik-topik multibudaya.

Young adult. Naskahnya antara 130-200 halaman, genre ini untuk usia 12 tahun ke atas. Plot ceritanya bisa sangat “ruwet” dengan banyak karakter utama, meskipun tetap ada satu karakter yang difokuskan. Tema-tema yang diangkat seringnya relevan dengan kehidupan remaja saat ini. Buku The Outsiders karya S.E. Hinton menjadi tonggak sejarah buku cerita anak di genre ini yang menceritakan permasalahan remaja saat itu ketika pertama kali diterbitkan pada 1967. kategori new-age (usia 10-14 tahun) perlu diperhatikan, terutama untuk buku-buku kelompok nonfiksi remaja. Buku-buku di kelompok ini sedikit lebih pendek dibanding untuk kelompok usia 12 tahun ke atas. Serta topiknya (fiksi dan nonfiksi) lebih cocok untuk anak-anak yang telah melewati buku genre middle grade, tetapi belum siap membaca buku-buku fiksi atau belum mempelajari subjek nonfiksi yang materinya ditujukan untuk pembaca di kelas sekolah menengah.

Demikian pembagian genre buku cerita anak menurut usia, jumlah kata, serta kompleksitas cerita dan topik yang dikembangkan. Semoga menjadi acuan berguna dalam memberi bacaan yang tepat untuk putra-putri anda.


Ciptanti Putri
Editor buku anak
di salah satu penerbit di Jakarta

Lomba Resensi Novel “DUA PEREMPUAN”

Deadline: 31 Januari 2009

Lomba Resensi Novel “DUA PEREMPUAN” Novel karya Mujiana Abdul Kadir ini menyuguhkan tema sentral tentang cinta. Cinta seorang pria yang dikelilingi sejumlah wanita. Lika-liku cinta yang dilaluinya begitu dramatis. Dan menggoda…

Syarat:
- resensi minimal dua halaman kuarto (A4)besert
- menyertakan struk/kuitansi asli pembelian Novel “DUA PEREMPUAN”
- dikirmkan lewat pos ke Tinta Institute & Penerbit CPNS (Cipta Prima Nusantara Semarang) yang beralamat di Komplek Perum Anugrah No 31 Ngijo Gunungpati Semarang

Pengiriman resensi paling lambat 31 Januari 2009.
Pengumunan pemenang pada 14 Februari 2009. Pemenang akan dihubungi langsung oleh penyelenggara.

Hadiah:
Juara 1: Rp 500.000 + paket buku
Juara 2: Rp 300.000 + paket buku
Juara 3: Rp 200.000 + paket buku
Juara 4: paket buku
Juara 5: paket buku

Info: Hubungi Beka di 081326393554/ 024-70719168
PS: Novel ini sudah bisa didapatkan di toko buku terdekat. Atau untuk pemesanan bisa hubungi Beka di 081326393554/ 024-70719168

Sumber: via PenulisLepas

Sayembara Menulis Si Pelancong Nekat

Start: Jan 22, '09 01:00a
End: Feb 28, '09
Location: Bukune


Apakah Kamu Si Pelancong Nekat?

Sekali dalam hidup kamu, pasti pernah dong punya pengalaman gapsa
alias gagap berbahasa. Bisa aja pengalaman kamu lucu, mengharukan,
atau bahkan mengenaskan. Nah, sekarang saatnya kamu menggali lagi
ingatan kamu akan pengalaman-pengalam an itu, menuliskannya, lalu
mengirimkannya ke Kuis Pelancong Nekat Bukune. Pengalaman bahasa ini
boleh bercerita ketika kamu berbahasa asing atau berbahasa daerah.
Pokoknya, semua jenis bahasa. Syaratnya….

- Peserta berusia 14-29 tahun.
- Tulisan minimal 2 lembar A4, spasi 1, dengan karakter huruf times
new roman 12pt.
- Kirimkan cerita kamu ke redaksi@bukune. com dengan subyek "Kuis
Pelancong Nekat Bukune" paling lambat 28 Februari 2009.
- Mengisi serta menyertakan: formulir, pernyataan keaslian karya, dan
kesediaan untuk diterbitkan yang bisa didapatkan di www.bukune.com.
- Penilaian dalam sayembara ini adalah keaslian ide, cara penuturan,
dan kreativitas.
- Jangan lewatkan pengumuman pemenangnya di www.bukune.com tanggal 6
Maret 2009.
- Karya yang dikirim menjadi milik panitia.
- Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.

Lima belas pemenang akan bersanding dengan para penulis Bukune dalam
buku kumpulan pengalaman berbahasa. Masing-masing pemenang berhak
mendapat hadiah uang sejumlah Rp250.000, paket buku senilai
Rp200.000, dan dua buah nomor lepas buku dari BUkune.

Untuk men-download formulir silakan klik link terkait di bawah ini:
http://bukune. com/index. php?
option=com_content& task=view& id=131&Itemid= 1

LOMBA MENULIS ‘AMAZING MOM”

PROLOG

Ibu adalah lambang kelembutan, cinta dan kasih sayang. Betapa nyaman dan tentram saat berada dekat dengan sosok mulia ini. Ketika terbelenggu dalam kerasnya hari, ketika penat menyelimuti, ketika tak ada lagi tempat berbagi, tanpa pamrih ibu menawarkan ribuan kasih. Ia adalah gambaran nyata atas rahmat dan kasih sayangNya kepada kita semua.


Tuhan memang adil, Dia menitipkan rahim pada semua wanita terlepas itu akan terisi atau tidak, wanita dengan atau tanpa menjadi ibu pun, pada dasarnya memiliki rasa mengasihi, melindungi, mencintai. Itu sebabnya kita sering menambahkan kata "ibu" pada setiap orang yang memang layak dipanggil ibu, seperti: ibu mertua, ibu kos, ibu guru, ibu dosen, ibu kepala sekolah, ibu direktur, tak terkecuali ibu tiri.


Untuk menghargai peran para ibu, kali ini sekolah kehidupan akan mengadakan lomba yang bertajuk "There are a lot of amazing moms". sebuah lomba menulis dalam bentuk essay tentang peran ibu yang bukan ibu kandung.



PERSYARATAN LOMBA

1. Peserta dari semua kalangan dan sudah terdaftar di milis sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com

2. Isi naskah sesuai dengan tema "The Amazing Moms" namun bukan dalam artian ibu kandung, melainkan ibu-ibu non biologis yang sering kita jumpai.
3. Tulisan berjumlah 6-10 halaman, kertas kwarto (A4), Font Times New Roman 12, Spasi 2.
4. Peserta boleh mengirimkan maksimal 2 (dua) naskah.
5. Peserta lomba menyertakan identitas penulis: nama, alamat, email, dan nomor telp/hp yang dapat dihubungi.
6. Naskah dikirimkan ke antologi.penerbitan@gmail.com dengan menuliskan label [Moms], misalnya: [Moms] Bu Mus Inspirasiku, pada subject email.
7. Naskah yang masuk menjadi hak panitia. Jika naskah diterbitkan, maka setiap penulis yang naskahnya masuk akan mendapatkan satu bukti terbit. Royalti dan honor yang didapatkan dari penerbitan buku tersebut menjadi hak milik Komunitas Sekolah-Kehidupan. com dan akan digunakan untuk mendanai kegiatan-kegiatan Komunitas Sekolah-Kehidupan. com.


JURI DALAM LOMBA INI ADALAH:
* Kurnia Efendi
* Rini Nurul Badariah
* Lia Octavia

BATAS PENGIRIMAN NASKAH
Naskah dapat dikirimkan mulai tanggal 20 Desember 2008 sampai dengan tanggal 20 Februari 2009.

PENGUMUMAN PEMENANG
Pemenang lomba menulis "The Amazing Moms" akan diumumkan pada tanggal 15 Maret 2009.

HADIAH BAGI PARA PEMENANG
Pemenang I: Rp. 300.000,- + sertifikat + buku "Menggenggam Cahaya" + paket sponsor
Pemenang II: Rp 200.000,- + sertifikat + buku "Menggenggam Cahaya" + paket sponsor
Pemenang III: Rp 100.000,- + sertifikat + buku "Menggenggam Cahaya" + paket sponsor
3 Pemenang Harapan : sertifikat + paket sponsor

INFO LENGKAP HUBUNGI :
Tya --> listyarisanti@ yahoo.com
Endah -->endah.wida@ gmail.com

Lomba Menulis: Kisah Seru Di Perpustakaan

Teman-teman, selama mengenal dunia Perpustakaan & Informasi tentunya punya pengalaman berkesan yang tak terlupakan? Kalau suka menulis, kirim dalam bentuk cerita (yang ada dialognya atau isi hati) yang lucu/kocak/gokil, mengharukan/ sedih, menyebalkan/ memuakkan, membahagiakan, mengagumkan, dsb. Pokoknya yang seru dech!!! Saya akan menyusunnya menjadi kumpulan cerita yang bagus yang settingnya di : Perpustakaan (semua jenis Perpustakaan) . Sebenarnya, gaya penulisan bebas bertanggung jawab sih, asal menarik!

Kisah ini diharapkan kejadian nyata (bukan imajinasi atau khayalan). Tulis dalam bentuk cerpen tapi true story, atau essai yang nonformal dan bikin ngakak atau bikin terbawa perasaan lainnya (kaget/suprprise, dsb.)
Subjek atau objek dalam cerita tidak harus sebagai pustakawan, tetapi juga bisa sebagai pemakai (pengalaman waktu mengunjungi perpustakaan ketika duduk di bangku SD sampai kuliah dst. kalau TK gak usah dulu dech ...)

Ayooo ... kirim sebanyak-banyaknya ya? 5 tulisan yang bagus tentunya akan saya berikan hadiah manis berupa buku best seller, dan karya terbaik akan mendapat hadiah yang lebih OK lagi sebagai penghargaan dari saya! Boleh pakai nama asli atau samaran, yang penting ceritanya keren ... Pokoknya buruan dikirim, jangan sampai ketinggalan & menyesal kemudian lho !!!

Untuk cerita paling keren, orisinil & masuk akal serta kreatif akan diberikan HADIAH UTAMA sebagai berikut :
1. Pemenang I : Rp. 300.000,-
2. Pemenang II : Rp. 250.000,-
3. Pemenang III : Rp. 150.000,-

Ditunggu yaaa ... apresiasinya! Batas akhir s/d Akhir Februari 2009.
Kirim ke alamat e-mail : hosophos@gmail. com

Cantumkan alamat e-mail & no. HP yang aktif (untuk dihubungi).
- Jumlah halaman : minimal 2 lembar, maksimal 5-6 lembar.
- Font : Times New Roman, spasi 1,5, kertas Quarto/A4.
- Dikirim dengan attachement (file : Microsoft Word)

JANGAN SAMPAI GAK IKUT, APALAGI YANG "FAMILIAR" SAMA PERPUSTAKAAN !!!

Salam Perpustakaan,

Ida Mulyani, S.Hum
(Mantan Pustakawati)

http://robida. multiply. com/journal/ item/41/Lomba_ Menulis_Kisah_ Seru_di_Perpusta kaan_Berhadiah_