Senin, 26 Januari 2009

MENEMUKAN IDE YANG TIADA HABIS

By: Zakyzahra

ã APA SIH IDE ITU

Ide itu ibarat titik api yang akan membuat api itu menyala lalu berkobar dan membara. Tidak akan ada api tanpa titik api. Juga gak akan ada bara tanpa api.
So……… titik api itu harus ada. Ide itu asal dari segala produk kreatif, termasuk tulisan.


ã DARI MANA IDE BISA DITEMUKAN

Bukan berlebihan klo dikatakan ide itu bisa berasal dari mana saja. Dari sesuatu yang bersifat alami, ngalir, tanpa paksaan, sampai ide yang ngawur. Emang ada ide yang ngawur? Maksudnya sih, ide itu berasal dari satu atau beberapa kata yang acak. Lalu dari kata-kata yang acak itu, dipaksa qt untuk menuliskan tulisan dalam bentuk apapun yang menghubungkan kata-kata tersebut.

Ide bisa berasal dari buku ato media cetak yang qt baca, klo qt senang online, maka bacaan qt juga akan lebih kaya. Bisa juga dari film, tayangan telivisi, lagu, diskusi, obrolan-obrolan ringan, pengalaman keseharian, pengalaman orang lain, dan pasti masih banyak sumber-sumber ide yang lain.

Yang gak kalah menariknya adalah ide yang berasal dari besarnya rasa ingin tahu yang membuat qt mengajukan banyak pertanyaan dan mencari jawaban-jawabannya. Pada awalnya, jangan pedulikan, apakah hal qt pertanyakan itu sudah umum ato yang unik (wah, klo ketemu yang unik emang jauh lebih bagus). Coba aja qt buat beberapa pertanyaan dari hal-hal yang memang ingin qt ketahui jawabannya dengan mendalam.

Misalnya nih, seperti: [1] Ngapain anak-anak kok cenderung pingin menentang orang tua? [2] Ngapain sih kekerasan sering jadi alternative nyelesaiin masalah, emang gak ada cara laen? [3] Ngapain cowok sekarang menyukai motor model feminine, hehehe ?

Lho, ternyata pasti banyak hal-hal yang ingin qt ketahui, namun qt sendiri yang akan memberikan jawaban. Jawabannya tentu dalam bentuk tulisan.

Ini lagi, ide terkadang datang saat qt berada dimana saja. Di kamar, ruang tamu, dapur, e…… malah saat di toilet alias WC (maaf J), di sekolah, kantin, pasar, jalan, rumah temen, alun-alun, masjid, kuburan (wuiiiiiiiih…… maksud pas ikut nganterin jenazah, bukan kayak orang yang nyari nomor buntut, amit-amit), dan dimana aja dech. Qt harus sudah antisipasi ini.


ã BANK IDE

Ide yang datang kapan saja dan dimana saja, menuntut qt mesti siaga, jangan sampe ide itu melayang begitu saja. Ibarat coin seratus rupiah, gak ada salahnya klo qt masukkan ke kencleng tabungan. Artinya, tabung aja smua ide dalam buku tabungan ide, sehingga qt punya bank ide.

Gimana cara qt menyiapkan diri agar siaga. Qt mesti sadar klo daya ingat qt terbatas. Moody juga sangat mempengaruhi qt dalam menemukan ide-ide segar dan kreatif. So, siapkanlah tabungan itu dimana saja dan kapan saja, sehingga qt bisa memasukkannya ketika qt menemukannya. Yaitu dengan cara mencatat setiap ide yang muncul.

Siapin selalu buku mungil or kertas dengan pulpennya J. Jangan sampe qt ke-pede-an bakal bisa mengingat ide-ide yang bermunculan tanpa mencatatnya. Bisa dipastiin, ilang tanpa bekas. Klo toh ada yang bisa qt ingat, itu paling hanya sedikit dan tidak seindah saat ide itu muncul.

Tapi qt mesti punya buku Bank Ide tersendiri, tidak terpencar-pencar, sehingga mudah klo qt mo liat kembali, ngembangin ide-ide yang sudah-sudah. Gak beda, klo punya kompi, buat aja folder khusus ato terserah gimana qt mo ngelolanya. Yang penting qt punya Bank Ide sebagai data base idea.


ã BAGAIMANA MEMPERLAKUKAN IDE


Nah ini dia, seringkali qt membiarkan ide itu abadi di Bank Ide. Maksudnya ide tetap menjadi ide. Qt tidak berusaha untuk mengembangkannya menjadi tulisan. Qt sering menganggap sudah merasa kaya dan cukup dengan memiliki Bank Ide.

Ato mungkin qt sudah melangkah menuliskan synopsis yang merupakan pengembangan dari ide-ide kita. Tapi begitu juga, synopsis ini tidak terus qt kembangkan menjadi tulisan, berhenti di synopsis.

Artinya, jangan pernah qt berhenti di ide ato di synopsis. Terus dan qt memang harus terus menyelesaikannya menjadi tulisan. Siapa yang bakal tahu, kalo saat kita menulis, juga sangat mungkin untuk nemuin ide-ide baru. Karna itu…… jangan sampai pernah berhenti.

Oya, dalam mengembangkan ide tulisan, cobalah untuk menemukan ide-ide yang unik dan kontradiktif, yang tidak biasa akan menjadi suatu hal yang menarik. Skaligus, ide yang unik memperluas kemungkinan menjadikan ide itu orisinal, asli dari qt.


ã DAPATKAN IDE YANG ORISINIL

Setelah qt punya Bank Ide, apa yang harus qt lakukan?

1. Untuk pertama kali, buat aja tulisan-tulisan pendek dengan ide-ide itu.
2. Klo memang ada yang potensi untuk dikembangkan menjadi tulisan yang panjang dan lebih berbobot, berilah tanda pada ide-ide itu (terlepas apakah ide itu udah dijadikan tulisan singkat ato semi panjang J).
3. Nah, kayaknya gak ada salahnya mulai bekerja agak srius nih, yaitu untuk mendapatkan jawaban,”Orisinilkah ide kita?” ato “Seberapa banyak penulis yang telah menuliskan ide-ide seperti kita?”.
4. Caranya, qt harus punya data base tulisan yang sudah sering dituliskan, entah itu yang ditulis lepas di media (cetak, online) atau berupa buku. Emang paling gampang klo qt sering online, karena sebagian besar bisa didapatkan melalui browsing dengan menggunakan kata kunci ide-ide kita.
5. Nah loh, gimana klo ternyata sudah banyak yang nulis dengan tema ato ide yang sama dengan kita?
Aduh, jangan cepet putus asa deh, karena qt masih punya peluang untuk menuliskan tapi dari sudut pandang yang berbeda. Misalnya, melalui pendekatan pengalaman qt sehari-hari. Cari yang unik dan special, yang kemungkinan tidak atau masih jarang disentuh oleh penulis lain.
6.


ã MENGEMBANGKAN IDE TERUS dan TERUUUUUUUUUS

Mengembangkan ide bisa berarti mengembangkan ide menjadi tulisan, bisa juga berarti mengembangkan ide menjadi beberapa ide dimana masing-masing ide bisa melahirkan tulisan-tulisan. Untuk bisa mengembangkan ide, kembali lagi qt harus selalu mau berusaha untuk memulai menulis. Mulai saja untuk menulis, apa pun hasilnya nanti. Karena untuk menghasilkan tulisan, sebenarnya qt juga memerlukan aliran ide yang tidak berhenti.

Tentu berbeda yang dimaksud ide sebagai induk tulisan ato tema tulisan, dengan ide yang diperlukan saat menyelesaikan menjadi satu tulisan. Saat qt nulis, sebaiknya tidak terpaku pada banyak aturan, batasan, serta keinginan untuk menghasilkan tulisan yang sempurna. Karena, smua itu justru akan menjadi kerikil penghambat mengalirnya ide-ide sepanjang menulis. Ide yang dimaksud disini adalah ide dalam penggunaan kosa kata dan kelengkapan penulisan kalimat, lalu mengolahnya, menimbangnya dengan akal, rasa serta perangkat lainnya.

Percaya ato tidak, ketika qt sedang menulis, terkadang qt menemukan ide baru yang bisa dikembangkan menjadi satu tulisan baru. Ini lah yang dimaksud Suronokarti sebagai ide yang beranak pinak. Pada saat itu, perlakukan ide baru sebagaimana kita memperlakukan ide-ide yang lain, yaitu dengan memasukkannya ke Bank Ide. Kalau memang qt sudah mendapatkan gambaran singkat (synopsis) tentang apa yang akan kita tuliskan untuk mengembangkan ide tersebut, segeralah tuliskan.

Intinya, jangan membiarkan smua itu terbuang percuma. Menunda, berarti membiarkan kelemahan daya ingat qt menguburkan ide itu di alam antah berantah.



ã BAHAN BACAAN

1 Arul Khan, 9 Kesalahan Penulis (Pemula), Blog Kang Arul, 28 Februari 2008.
1 Arnab, Ide Penulisan Dapat Berasal dari 3 Kata, Arya’s Site, 24 November 2008.
1 Suronokarti, Membuat Satu Artikel Beranak Pinak, Situs Penulis Lepas, 4 Mei 2008.
1 Lilis Nihwan Samuranje, Gagal Menjadi Penulis Sukses, Kenapa?, Situs Penulis Sukses.
1 Abu al Ghifary, Problematika Penulis Pemula (1), Kesulitan Mendapatkan Ide, Situs Penulis Sukses.
1 Suronokarti, Ranjau Menjadi Penulis Sekses (1), Situs PenulisLepas.com.



Kamis, 01 Januari 2009
Sabtu, 03 Januari 2009
Senin, 26 Januari 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar